Jumat, 21 Maret 2014

Terima Kasih Senja


Terima Kasih Senja

Langit senja sudah menampakkan lembayungnya, burung-burung sudah berterbangan kembali ke sarangnya. sambil melambaikan tangan dan saling mengucapkan salam perpisahan, aku dan sahabatku berpisah untuk pulang kembali ke rumah.
“sampai jumpa besok raina! besok kita main perahu kertas lagi ya, disini!” ucapku sambil membawa sekantung plastik perahu kertas yang basah.
“dah gita! tunggu aku disini ya besok, jangan lupa besok kita buat perahu kertas yang banyak lagi!” lambai raina perlahan meninggalkanku pergi.
Setelah melihat raina pulang, aku pun bergegas pulang ke rumah.
Raina adalah sahabat baruku, aku dan dia baru mengenal tiga hari yang lalu. di taman ini di perairan danau. saat itu, aku sadang bermain perahu kertas di danau sambil menunggu senja tiba. tiba-tiba terdengar suara meminta bantuan. ku cari sumber suara itu, ternyata ada anak tenggelam di danau. aku ingin menolongnya, tapi aku tidak bisa berenang. namun, dengan akalku, aku menolong anak itu dengan perahu yang ada di pinggiran danau. akhirnya anak itu bisa ku selamatkan, namun dia dalam keadaan pingsan. Untung waktu aku kelas 7 smp, aku pernah mengikuti ekskul pmr. jadi, aku tau cara membangunkan orang pingsan.
Beberapa menit kemudian, dia sadarkan diri dan sejak saat itulah aku berkenalan dengan dia dan akhirnya menjadi sahabat. Ternyata dia menyukai langit senja, dia tenggalam karena penasaran dengan cahaya senja yang membias di perairan danau. tetapi dia tak menyalahkan senja, karena berkat senja dia bisa menemukan sahabat. aku juga menyukai senja, berkat senja juga aku bisa bertemu dengan raina yang kini menjadi sahabatku. setiap sore di danau ini aku dan raina bermain perahu kertas sampai senja tiba.